Hari ini dia buat aku marah.
Aku marah bukan karena dirinya, tapi kebiasaan buruknya.
Kebiasaan buruknya bikin aku marah sampai kehabisan kata-kata.
Kata-kata tak mampu menggambarkan betapa marahnya aku dengan dia.
Betapa marahnya aku hingga tak ingin melihat lagi wajahnya.
Mungkin aku berlebihan.
Mungkin juga dia berlebihan mengulang kebiasaan buruknya.
Harus bagaimana?
Bagaimana seharusnya?
Ingin aku tampar pipinya untuk melampiaskan amarah.
Amarahku butuh diredam dengan sebuah Tamparan di pipinya.
Sekali lagi mungkin ini hanya luapan emosiku sesaat.
Sesaat aku emosi padanya.
Seperti aku sayang kepadanya.
Juga dia sayang kepadaku.
Rasanya tidak ingin ada cela.
Cela buat kami terluka.
Esok mungkin reda.
Seperti hujan deras pasti reda.
Mungkin aku begitu juga.
Semoga..
